Sunday, February 16, 2014

Tanpa Judul

Menangislah engkau, niscaya kedua matamu menangis
Kemudian mata tersebut mengeluarkan darah dengan tidak henti-hentinya
Apa artinya engkau menangisi orang-orang yang melempakan tangan mereka kepada kebinasaan?

Kenapa engkau tidak ingat kaum-kaum yang mulia?
Kenapa engkau tidak ingat orang mulia dan bercita-cita di kalangan kami?

Orang yang toleran dan benar tingkah lakunya?

Yaitu Rasulullah saw., saudara yang mulia dan dermawan

Aku bersumpah dengan orang yang jika ia bersumpah, ia melaksanakan sumpahnya
Bahwa perumpamaan beliau dan perumpamaan ajaran yang diserunya adalah terpuji dan tidak lemah

(Hassan bin Tsabit)
Dikutip dari: Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam jilid 1

Kepingan

Setiap kepingan dlm hati ini menyimpan kepekaan. Kepekaan-kepekaan yg bergejolak seperti gumpalan gelombang di lautan, tetapi kemudian gejolak ini diselingi oleh saat-saat tenang. 

Ketenangan yg mendahului gempuran angin topan. Angin topan yang menghempaskan kelalaian dan ketersumbatan, yang sebelumnya membuat hati ini tertidur selamanya.


Maka hati dengan mengingat Rabbnya lah kepingan berserak tersebut terekat. Yang meniupkan kembali hangatny ruh-ruh keimanan

"Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka) dan janganlah mereka berlaku seperti orang-orang tersebut menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak diantara mereka menjadi orang-orang fasik" (Q.S Al-Hadid: 16)

10 Januari 2014
#RoadToDP2Q1
#Untuk100PejuangQuran

Hikmah Hujan


......HARI INI SENDU, AWAN BIRU MENJADI ABU
TETESNYA TAK PERNAH JEMU, MEMBASUH JIWA YANG BERDEBU 
NAMUN DAPATKAH KITA MENANGKAP MAKSUD DIBALIK ITU?......

HUJAN. HUJAN. HUJAN.
Allah menurunkan karunia hujan dengan hikmah-Nya untuk kita. 
Sudah dapatkah kita membaca hikmah-hikmah tersebut?

Pertama, hujan merupakan rahmat dari Allah untuk seluruh makhluk
“Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.” (QS. Asy Syuura: 28).

Kedua, hujan merupakan rizki bagi seluruh makhluk
“Dan di langit terdapat rezkimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.” (QS. Adz Dzariyat: 22). Dari langitlah diturunkannya hujan, dimana dengan sebabnya keluarlah berbagai rezeki dari dalam bumi.

Ketiga, hujan juga merupakan pertolongan dari Allah
“(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu).” (QS. Al Anfal: 11)

Keempat, Sebagai alat bersuci hamba-hamba Nya
“dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu” (QS. Al Anfal: 11).

Kelima, hujan merupakan permisalan atas kekuasaan Allah di hari akhir kelak
“Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran). ” (QS. An Nahl: 65)

Keenam, sebagai adzab atas para pelaku maksiat
“Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat mendung atau angin, maka raut wajahnya pun berbeda.” ‘Aisyah berkata, “Wahai Rasululah, jika orang-orang melihat mendung, mereka akan begitu girang. Mereka mengharap-harap agar hujan segera turun. Namun berbeda halnya dengan engkau. Jika melihat mendung, terlihat wajahmu menunjukkan tanda tidak suka.” Beliau pun bersabda, “Wahai ‘Aisyah, apa yang bisa membuatku merasa aman? Siapa tahu ini adaah adzab. Dan pernah suatu kaum diberi adzab dengan datangnya angin (setelah itu). Kaum tersebut (yaitu kaum ‘Aad) ketika melihat adzab, mereka mengatakan, “Ini adalah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita.” HR. Bukhari no. 4829 dan Muslim no. 899.

HUJAN.. HUJAN... HUJAN..
SALAH SATU MEDIA SANG JIWA MEMBERSIHKAN DEBU
12 Januari 2014

#RoadToDP2Q1
#Untuk100PejuangQuran

You're Not Alone

Ingin membagi sebuah catatan, nostalgia saya ingat perjuangn di DS, PMB tahun lalu, hingga DP2Q 2 Mata' XIX kemarin :) . Semoga menambah semangat kita di tengah2 hirup pikuk agenda dakwah saat ini..
Bismillaahirrahmaanirrahiim.. 

Dalam lingkaran itu, bersama mereka yang tiada habisnya berpanjang kata, tiada habisnya mengurai tawa, tiba-tiba seorang saudara meneteskan air mata.. “Teh, sebenernya saya sedih.. Saya cape, bingung, yang lain ga tau pada kemana. kenapa harus kita lagi kita lagi, padahal pengurus dkm itu sebenernya kan banyak ya teh? Saya teh suka sebel kalo diajakin rapat bilangnya banyak tugas, besok mau ulangan, emgnya kita engga teh?! Saya harus gimana dong teh?”

Sahabat, mungkin pernah dicurhatin seperti itu oleh menteenya atau oleh adik tingkatnya. Yaaa, saya teringat curhatan adik-adik mentee dan adik-adik tingkat ketika DP2Q 2 lalu, yang kurang lbih intinya sama kaya diatas. Dan mungkin perasaan itu juga pernah menghinggapi kita.. Yap. Apalagi di tengah pergulatan event dakwah saat ini, pada ujung perjuangan mungkin kita akan menjadi rentan merasakan perasaan ini..

Yaa adalah sebuah kewajaran ketika kita merasa “sendiri” di jalan ini. Karena memang begitulah karakteristiknya, jalannya panjang terjal berliku, dan peminatnya sedikit. Tapi yang perlu kita ingat bersama adalah bagaimana kita bersikap terhadap kesendirian tersebut.